"..Sebuah
kekhawatiran akan dunia kini dan masa depan, masih sanggupkah anak dan
cucu-cucu kita tersenyum 20 tahun atau 50 tahun atau tahun-tahun kedepan atas
kekejaman dan penderitaan yang telah dibuat dimasa lalu untuk mereka nikmati
ataukah justru sebuah dunia yang hancur yang akan kita tinggalkan kelak. Kembalilah
pada agama, laksanakannlah perintahNya dan jauhi laranganNya, cintailah Allah
diatas segala-galanya..."
Setiap perputaran detik didalam kehidupan ini rasa-rasanya manusia menggunakan hampir separuh kehidupannya untuk berinteraksi dengan manusia lainnya dan beraktifitas memenuhi kebutuhan hidupnya, menginginkan untuk masuk surganya Allah tapi apakah pantas kita mendapatkannya, disaat adzan telah berkumandang, panggilan kemenangan telah diteriakkan, namun kita masih sibuk dikelas, sibuk dipasar, sibuk dengan HP, laptop, diskusi, ngobrol dengan teman, dan bercerita yang tidak jelas, keinginan manusia diutamakan, lantas panggilan Pencipta tak lagi dimuliakan dan ditaati.
Saat
ini kita berada pada era jahiliah modern dimana tingkat keimanan seseorang akan
diuji secara pikiran berupa ideology-ideologi barat yang merusak moral dan
akhlak untuk mengikuti tren kekinian saat ini, semua yang ada pada
jahiliah kuno kini tampak lagi dijahiliah modern ini bahkan sangat memilukan,
cara berpakain senonoh baju yang belum jadi, celana sobek, musik yang
melenakkan, bahkan perzinaan dan kemaksiatan adalah sebuah kelaziman dizaman
ini yang kini telah dianut oleh generasi masa depan bangsa, seolah tidak
mengikutinya adalah sebuah kekolotan dan tidak mengikuti perkembangan, kita
saat ini telah dibombardir penjajahan pemikiran, dunia telah memasuki era
pendudukan kesadaran kritis.
Kini
dinul islam keyakinan tauhid dan syariat agama kebanyakan hanya menjadi simbol semata, kecintaan kita
kepada Allah Swt beserta Rasullnya tak lagi dibuktikan secara tindakan, apa yang bisa kita lakukan saat ini untuk
memperjuangkan agama ini, untuk mensejahterakannya, dan memberikan bukti
kecintaan kita kepada Allah, pantaskah kita mendapatkan ridhaNya, kini muslim
dibelahan bumi lain seperti di Aleppo, Palestina, Suriah, Myanmar, Afganistan, dan
seluruh umat muslim mereka telah diganggu, ibu yang mengandung seorang
anak dibantai tanpa ada rasa kasihannya, anak yang tak tahu apa-apa, merintih
menangis karena kedua orang tuanya telah tiada, darah mereka, dan rintisan air
mata yang telah direngguk adalah saksi atas pembuktian cinta mereka terhadap
Allah untuk mempertahankan hak dan perintahNya, mereka adalah Mujahid dan
mujahadah semoga diberikan tempat terpuji.Amin
Itu dibelahan
bumi lain, lain lagi Donald Trump presiden Negara AS terpilih ini dari partai republik yang menjadi topik pembicaraan media massa
pada masa kampanyenya salah satunya mendorong agar jepang dan korea selatan untuk melengkapi
diri dengan senjata nuklir untuk mempertahankan diri, bahkan Trump menyebutkan
imigran asal meksiko adalan pelaku criminal dan pemerkosa, Tiongkok dengan
pertumbuhan ekonominya, Korea Utara dengan militernya dan isolasi diri, AS
sebagai Negara dengan julukan superpower, para pemimpin Negara lain menjadi
pusing dibuatnya, mereka ketakutan padahal berdiri diatas tanah dan
kelahirannya, mereka dijajah, karena telah saling ketergantungan satu sama
lainnya bahkan hubungan diplomasi tentang perdamaian dunia menjadi kekhawatiran
jangan sampai muncul perang dunia III.
lain lagi Negara Indonesia sedang mengalami krisis multidimensi bahwa segala sector telah
mengalami destruksi nilai, budaya kini telah mengalami distorsi kebarat-baratan
hingga satu persatu kelak budaya kita akan hilang ditelan budaya lain yang
kopipaste, tak akan dirasakan, dilihat, dan dinikmati para generasi masa depan
kita, politik yang kini terjadi kemunafikan massal yang berujung pada saling
menjatuhkan satu sama lain, hingga wujud kebersamaan untuk membangun bangsa tak
lagi tercapai karena kemuliaan dan ketaatan bukan lagi disandarkan pada
keimanan tetapi hawa nafsu kesesatan semata.
Sektor
pendidikan yang seyogianya dijadikan sebagai wadah untuk membentuk peradaban
bangsa kini ditakar dengan materialistic hingga harus dibayar dengan materi
pula seolah pendidikan adalah komoditi dagang, yang punya banyak uang maka
silahkan dapatkan pendidikan yang bagus namun jika kamu tak punya uang maka cukup kamu jadi pekerja buruh saja, hak pencerdasan bangsa tak lagi dinilai dan
dipikirkan karena otak kapitalis telah menancap dan menghujam dihati para wakil
rakyat entah peradaban bangsa yang maju dan makmur hanyalah sebuah mitos belaka
karena para pemangku jabatan pandai membuat cerita legenda.
Lain
lagi sektor teknologi kini dijadikan maksiat, judi, media social tak kenal
waktu, cemaran makanan, transportasi kemacetan, sumber daya manusia
pengangguran meningkat lapangan pekerjaan kurang, ijazah hanya SMA tak mampu
untuk membayar biaya kuliah padahal syarat kualifikasi kini dinaikkan ke S1, masalah
kesehatan penyakit semakin banyak, obat-obatan tambah disenangi, pembangunan
yang tak merata, kekayaan alam Indonesia
dieksploitasi jika hujan maka banjir pun datang, sudahlah dunia saat ini dan
bangsa sedang memikirkannya ataukah hanya diam menikmatinya.
Apakah
pantas kita mengembalikan dunia ini yang kita pinjam pada generasi masa depan
yang telah diambang ketimpangan, apa yang kita katakana pada Allah atas
perbuatan untuk menjadi khalifah dimuka bumi ini, pantaskah kita disebut hamba
dan mencitaiNya, dunia kini dan masa depan berada pada pundak kita
masing-masing, disanalah tanggungjawab akan ditanyakan kelak, sejauh manakah
kita melangkah dan berbuat untuk kebaikan dunia ini, ataukah justru kita
termasuk ke dalam para penghuni neraka yang membuat kerusakan dunia dan
penderitaan berkepanjangan.
Sebuah
kekhawatiran akan dunia kini dan masa depan, masih sanggupkah anak dan
cucu-cucu kita tersenyum 20 tahun atau 50 tahun atau tahun-tahun kedepan atas
kekejaman dan penderitaan yang telah dibuat dimasa lalu untuk mereka nikmati
ataukah justru sebuah dunia yang hancur yang akan kita tinggalkan kelak. Kembalilah
pada agama, laksanakannlah perintahNya dan jauhi laranganNya, cintailah Allah
diatas segala-galanya, pikirkanlah dunia sekedarnya tapi fokuslah untuk
mempersiapkan bekal diakhirat kelak, himpunlah bersama orang saleh kelak kita
semua akan dipertemukan dalam dunia kebahagiaan dan akhirat, serta bersimpatilah, saling membantu dan berbagi atas dasar kemanfaatan untuk orang lain maka dunia ini adalah surga untuk menuju surga akhirat.
Kamis,
17/11/2016
Pondok
baitul hikmah, Makassar.
sumber pict:http://www.luqmanalhakimmagelang.com
COMMENTS